Rabu, 12 Juni 2013

BAB IV



BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah penulis melakukan Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir pada bayi
Ny.N sesuai masa kehamilan dengan perawatan segera setelah lahir terdapat beberapa kesenjangan antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus sebagai berikut :
I.     PENGKAJIAN
Pada pengkajian dilakukan untuk mengumpulkan data dasar tentang keadaan pasien. Pada kasus ini penulis melakukan pengkajian pada bayi normal yaitu bayi Ny.N  dan didalamnya didapatkan hasil sebagai berikut :
A.  Ibu
1.    Umur
a.    Menurut Tinjauan Teori
     Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum siap. Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan. ( Ambarwati dkk, 2009 ; h. 130).
b.    Menurut Tinjauan Kasus
     Pada kasus ini Ny. N berumur 32 tahun



61
 

c.    Pembahasan
     Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus karena Ny. N berumur 32 tahun, dan  ibu tidak termasuk dalam resiko tinggi. Sehingga, dalam persalinan, bayi dalam keadaan normal, dan ibu tidak terjadi komplikasi.
2.    Pendidikan
a.         Menurut Tinjauan Teori
       Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya. Makin tinggi pendidikan seseorang maka makin mudah menerima informasi, sedangkan sebaliknya semakin seseorang pendidikannya kurang, maka semakin sulit menerima informasi.
b.        Menurut Tinjauan Kasus
       Pada kasus ini Ny. N berpendidikan SMA.
c.         Pembahasan
       Pada tinjauan teori dan  tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus, karena Ny. N mempunyai pendidikan yang cukup tinggi sehingga Ny. N mudah mendapatkan informasi tentang asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir.

3.     Pekerjaan
a.    Menurut Tinjauan Teori
     Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut, selain itu pekerjaan juga dapat mempengaruhi tentang asuhan yang akan diberikan.
b.    Menurut Tinjauan Kasus
     Pada kasus ini Ny. N bekerja sebagai wiraswasta.
c.    Pembahasan
     Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus, Ny. N termasuk keluarga yang mempunyai ekonomi yang cukup, gizi dalam kehidupan sehari-hari juga baik. Sehingga, gizi bayi Ny. N dapat terpenuhi sesuai dengan kebutuhannay.  

B.  Bayi
1.    Riwayat Antenatal
a.    Menurut tinjauan teori
Untuk kasus BBL normal biasanya terjadi pada bayi dengan usia kelahiran dari 37 sampai 42 minggu ( Rukiyah dkk, 2010;h. 2)
b.    Menurut Tinjauan Kasus
     Pada kasus ini bayi Ny. N lahir dengan usia kehamilan 37 minggu 1 hari.

c.    Pembahasan
     Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena pada kasus ini, bayi NY. N lahir dalm usia kehamilan 37 minggu 1 hari dan lahir normal.

2.    Keluhan Utama
a.    Menurut tinjauan teori
Pada kasus bayi normal dengan biasanya lahir aterm, berat badan 2,500–4.000 gram, frekuensi jantung 120–160 x permenit, warna kulit kemerahan, nilai apgar ›7, gerakan aktif, bayi langsung menangis, reflek rooting, sucking, morro langsung terbentuk genetalia pada laki-laki penis berlubang skrotum sudah turun,pada bayi perempuan labia mayor dan minor sudah menutup. (Dewi dkk, 2010; h. 2)
b.    Menurut tinjauan kasus
Bayi NY. N berjenis kelamin perempuan, langsung menangis, gerakan aktif, dan warna kulit kemerahan.
c.    Pembahasan
Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus karena keadaan bayi normal, bergerak  aktif, langsung menangis, dan warna kulit kemerahan.
  
3.    Riwayat Kesehataan Keluarga
a.    Menurut tinjauan teori
     Riwayat kesehan keluarga digunakan apakah bayi yang dilahirkan oleh ibu yang mengalami atau memiliki riwayat komplikasi dalam persalinan. (Dewi dkk,2010; h.6)
b.    Menurut tinjauan kasus
Dalam keluarga Ny. N tidak ada garis keturunan yang mengalami persalinan dengan komplikasi.
c.    Pembahasan
Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus karena ibu tidak mengalami atau memiliki riwayat komplikasi dalam persalinan. Sehingga, ibu dan bayi tidak mengalami komplikasi.
4.    Berat Badan
a.    Menurut tinjauan teori
     Bayi baru lahir normal dengan berat badan yaitu berat lahir 2500-4000 gram.(Dewi dkk,2010; h. 1).
b.    Menurut tinjauan kasus
     Pada kasus Bayi Ny. N pemeriksaan berat badan didapatkan berat badan yaitu 3200 gram.
c.    Pembahasan
     Pada pengkajian kasus tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus karena bayi lahir dalam keadaan fisiologi dengan BB: 3200 gr.
    II.       Interprestasi data
1.    Diagnosa Kebidanan
a.    Menurut tinjauan teori
Objektif sesuai dengan teori yaitu untuk menegakkan diagnosa didapatkan hasil pengkajian berupa data subjektif dan objektif (Wiknjosastro, 2005; h. 158)
b.    Menurut tinjauan kasus
Pada bayi Ny.N didapatkan diagnose kebidanan Bayi Ny. N  cukup bulan, sesuai usia kehamilan, segera setelah lahir. Data dasar dari diagnosa kebidanan tersebut antara lain dengan bayi yang baru saja dilahirkan, dengan persalinan cukup bulan lebih dari 37 minggu. Saat lahir bayi  menangis kuat, gerakan aktif, dan kulit bayi kemerahan.
c.    Pembahasan
Pada pengkajian kasus tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus karena bayi lahir dengan BB 3200 gram, dengan usia kehamilan 37 minggu
2.      Masalah
1)      Menurut tinjauan teori
Pada teori, masalah yang muncul pada bayi baru lahir yaitu tidak bernapas atau sulit bernapas, sianosis atau kebiruan, bayi dengan BBLR, bayi lebih sering tertidur, hipotermi, kejang, diare, obstipasi, infeksi, dan sindrom kematian mendadak (Dewi dkk, 2010; h. 7-8).
2)      Menurut tinjauan kasus
Pada bayi Ny. N Tidak ada masalah yang muncul.
3)      Pembahasan
Pada pengkajian kasus terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus karena bayi lahir normal dengan usia kehamilan 37 minggu (aterm), bayi tidak dalam keadaan BBLR, bernapas normal dan menangis kuat, warna kulit kemerahan, gerakan aktif,  berat badan 3200 gram..
3.      Kebutuhan
1)      Menurut tinjauan teori
Melakukan Perawatan bayi baru lahir yaitu Bersihkan dan keringkan bayi dari lendir dan darah,berikan bayi kepada ibu dengan teknik skin to skin untuk IMD, ukur antropometri bayi, lakukan pemeriksaan fisik secara Head to too, lakukan pemeriksaan reflek pada bayi, pantau output pada bayi, suntik vitamin K,  dan salep mata tetracyclin, bedong bayi untuk mencegah hipotermi, beri bayi identitas, dan yang terahir berikan bayi kepada ibu untuk kembali disusui.
2)      Menurut tinjauan kasus
Pada kasus bayi Ny. N, telah dilakukan perawatan bayi baru lahir.
3)      Pembahasan
Pada pengkajian kasus tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus karena perencanaan dilakukan sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan yaitu melakukan melakukan perawatan bayi baru lahir.

 III.       Diagnosa Potensial
1.        Menurut tinjauan kasus
Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial yang mungkin akan terjadi berdasarkan diagnosis atau masalah yang sudah teridentifkasi. (Dewi dkk, 2010; h. 16)
2.        Menurut tinjauan kasus
Pada kasus Bayi Ny. N  diagnosa potensial tidak ada.
3.        Pembahasan
Pada pengkajian kasus tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus karena bayi dalam keadaan fisiologis.

 IV.       Antisipasi masalah potensial
1.      Menurut tinjauan teori
Antisipasi merupakan penerapan kebutuhan yang memerlukan penanganan segera tahap ini dilakukan oleh  bidan dengan melakukan identifikasi dan menetapakan beberapa kebutuhan setelah diagnosis dan masalah ditegakkan. Kegiatan bidan pada tahap ini adalah konsultasi, kolaborasi, dan melakukan rujukan. (Ambarwati dkk, 2009: h. 143)
2.      Menurut tinjauan kasus
Pada kasus ini Bayi Ny. N tidak ada tindakan segera.
3.      Pembahasan
Pada pengkajian kasus tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus karena bayi Ny. N dalam keadaan normal atau tidak ada masalah
    V.       Planning
1.      Menurut tinjauan teori
Merencanakan asuhan yang menyeluruh yang rasional sesuai dengan temuan pada langkah sebelumnya. Semua perencanaan yang dibuat harus berdasarkan pertimbangan yang tepat menjadi pengetahuan teori terbaru, evidenced based care, serta divalidasi dengan asumsi mengenai apa yang diinginkan dan tidak diinginkan pasien. Untuk menghindari perencanaan asuhan yang tidak terarah, maka dibuat terlebih dahulu pola pikir sebagai berikut.
a.       Tentukan tujuan tindakan yang akan dilakukan meliputi dari sasaran target yang akan dicapai.
b.      Tentukan rencana tindakan sesuai dengan masalah dan tujuan yang akan dicapai.
Menurut tinjauan  teori asuhan segera pada bayi baru lahir yaitu :
a.       Membersihkan dan mengeringkan tubuh bayi dari lendir dan darah menggunakan kain bersih dan kering agar bayi tidak hipotermi
b.      Memberikan bayi kepada ibu dengan teknik skin to skin agar terjalin hubungan antara ibu dan bayi, bayi tidak hipotermi, membantu bayi agar lebih peka pada putting susu ibu serta memberi kehangatan pada bayi. Tutup tubuh bayi dari kepala dengan kain bersih dan kering.
c.       Mengukur antropometri bayi mulai dari lingkar kepala, lingkar dada dan lingkar lengan.
d.      Melakukan pemeriksaan fisik pada bayi.
e.       Menyuntik bayi Vitamin K dengan dosis 0.5 cc secara IM pada paha luar bayi sebelah kiri, dan memberikan salep mata tetracyclin 1% pada kedua mata bayi.
f.       Bedong  bayi dengan kain yang bersih dan kering untuk menjaga tubuh bayi agar tetap hangat dan tidak hipotermi
g.      Memberikan bayi identitas agar bayi mudah dikenali dan mencegah tertukar dengan bayi lain
h.      Bayi  diberikan pada ibunya untuk disusui kembali.                                                                                                                                                                                                                                                              
2.      Menurut tinjauan kasus
Pada kasus Bayi Ny. M telah diberikan beberapa perencanaan yang dapat ditentukan sesuai dengan kondisi pasien seperti pada :
a.       Bersihkan dan keringkan bayi dari lendir dan darah
b.      Berikan bayi kepada ibu dengan teknik skin to skin untuk IMD
c.       Ukur antropometri bayi
d.      Melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir.
e.       Suntik  vitamin K,  dan salep mata tetracyclin
f.       Bedong bayi dengan kain yang bersih dan kering untuk mencegah hipotermi.
g.      Beri bayi identitas
h.      Beri bayi kepada ibu untuk kembali disusui
3.      Pembahasan
Pada pengkajian kasus tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus karena perencanaan dilakukan sesuai dengan teori .
 VI.       Implementasi
1.      Menurut tinjauan teori
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Realisasi dari perencanaan sebagian dilakukan oleh bidan, pasien, atau anggota keluarga yang lain. Jika bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab atas terlaksananya seluruh perencanaan. Pada situasi dimana ia harus berkolaborasi dengan dokter, misalkan karena pasien mengalami komplikasi, bidan harus tetap bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama tersebut.
Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu, biaya, dan meningkatkan mutu asuhan.
2.      Menurut tinjauan kasus
Pada kasus Ny. N telah diberikan pelaksanaan dari semua rencana sebelumnya sesuai dengan kondisi bayi seperti pada:
a.       Membersihkan dan mengeringkan tubuh bayi dari lendir dan darah menggunakan kain bersih dan kering agar bayi tidak hipotermi
b.      Memberikan bayi kepada ibu dengan teknik skin to skin agar terjalin hubungan antara ibu dan bayi, bayi tidak hipotermi, membantu bayi agar lebih peka pada putting susu ibu serta memberi kehangatan pada bayi. Tutup tubuh bayi dari kepala dengan kain bersih dan kering.
c.       Mengukur antropometri bayi mulai dari lingkar kepala, lingkar dada dan lingkar lengan.
d.      Melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir.
e.       Menyuntikkan bayi Vitamin K dengan dosis 0.5 cc secara IM pada paha luar bayi sebelah kiri, dan memberikan salep mata tetracyclin 1% pada kedua mata bayi.
f.       Bedong  bayi dengan kain yang bersih dan kering untuk menjaga tubuh bayi agar tetap hangat dan tidak hipotermi.
g.      Memberikan bayi identitas agar bayi mudah dikenali dan mencegah tertukar dengan bayi lain
h.      Bayi telah diberikan pada ibunya untuk disusui kembali.        
3.      Pembahasan
Pada pengkajian kasus tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus karena implementasi dilakukan sesuai teori.

VII.       Evaluasi
1.      Menurut tinjauan teori
Langkah ini dilakukan untuk menilai keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan. Rencana asuhan dapat dianggap efektif jika memang benar efektif pelaksanaan ( Varney, 2006; h.28 )
2.      Menurut tinjauan kasus
a.       Bayi telah dibersihkan dari lendir dan darah
b.      Bayi telah diberikan kepada ibu untuk IMD
c.       Bayi telah diukur antropometrinya.
d.      Pemeriksaan fisik telah dilakukan.
e.       Lakukan pemeriksaan reflek
f.       Pantau output bayi
g.      Bayi telah di suntik vitamin K, dan salep mata tetracyclin.
h.      Bayi telah dibedong  dengan kain yang bersih dan kering.
i.        Bayi telah diberi identitas
j.        Bayi telah diberikan kembali pada ibu untuk disusui.
3.      Pembahasan
Pada pengkajian kasus tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus karena evaluasi dilakukan sesuai dengan teori.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar