BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah
penulis melakukan Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir pada bayi
Ny.N
sesuai masa kehamilan dengan perawatan segera setelah lahir terdapat beberapa
kesenjangan antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus sebagai berikut :
I.
PENGKAJIAN
Pada pengkajian dilakukan untuk
mengumpulkan data dasar tentang keadaan pasien. Pada kasus ini penulis
melakukan pengkajian pada bayi normal yaitu bayi Ny.N dan didalamnya didapatkan hasil sebagai
berikut :
A.
Ibu
1. Umur
a. Menurut
Tinjauan Teori
Dicatat
dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun,
alat-alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum siap. Sedangkan umur lebih
dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan. ( Ambarwati dkk, 2009 ; h. 130).
b. Menurut
Tinjauan Kasus
Pada
kasus ini Ny. N berumur 32 tahun
|
c. Pembahasan
Pada
tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
kasus karena Ny. N berumur 32 tahun,
dan ibu tidak
termasuk dalam resiko tinggi. Sehingga,
dalam persalinan, bayi dalam keadaan normal, dan ibu tidak terjadi komplikasi.
2. Pendidikan
a.
Menurut Tinjauan Teori
Berpengaruh
dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana tingkat
intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan
pendidikannya. Makin tinggi pendidikan seseorang maka makin mudah menerima
informasi, sedangkan sebaliknya semakin seseorang pendidikannya kurang, maka
semakin sulit menerima informasi.
b.
Menurut Tinjauan Kasus
Pada
kasus ini Ny. N berpendidikan SMA.
c.
Pembahasan
Pada
tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak
terdapat kesenjangan antara teori dan kasus, karena Ny. N mempunyai pendidikan yang
cukup tinggi sehingga Ny. N mudah mendapatkan informasi tentang asuhan yang
diberikan pada bayi baru lahir.
3. Pekerjaan
a. Menurut
Tinjauan Teori
Gunanya
untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial ekonominya, karena ini juga
mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut, selain itu pekerjaan juga dapat
mempengaruhi tentang asuhan yang akan diberikan.
b. Menurut
Tinjauan Kasus
Pada
kasus ini Ny. N bekerja sebagai wiraswasta.
c. Pembahasan
Pada
tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
kasus, Ny. N termasuk keluarga yang mempunyai ekonomi yang cukup, gizi dalam kehidupan
sehari-hari juga baik.
Sehingga, gizi bayi Ny. N dapat terpenuhi sesuai
dengan kebutuhannay.
B.
Bayi
1. Riwayat Antenatal
a.
Menurut tinjauan teori
Untuk
kasus BBL normal biasanya terjadi pada bayi dengan usia kelahiran dari 37
sampai 42 minggu ( Rukiyah dkk, 2010;h. 2)
b.
Menurut Tinjauan Kasus
Pada kasus ini bayi Ny. N lahir
dengan usia kehamilan 37 minggu 1 hari.
c.
Pembahasan
Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena
pada kasus ini, bayi NY. N lahir dalm usia kehamilan 37 minggu 1 hari dan lahir
normal.
2.
Keluhan Utama
a.
Menurut tinjauan teori
Pada kasus
bayi normal dengan biasanya lahir aterm, berat
badan 2,500–4.000 gram, frekuensi jantung 120–160 x permenit, warna kulit
kemerahan, nilai
apgar ›7, gerakan aktif, bayi langsung menangis, reflek rooting, sucking, morro langsung
terbentuk genetalia pada laki-laki penis berlubang skrotum sudah turun,pada
bayi perempuan labia mayor dan minor sudah menutup. (Dewi dkk, 2010; h. 2)
b. Menurut tinjauan kasus
Bayi NY. N berjenis kelamin perempuan, langsung menangis, gerakan aktif, dan warna kulit
kemerahan.
c. Pembahasan
Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak
terdapat kesenjangan antara teori dan kasus karena keadaan bayi normal, bergerak aktif,
langsung menangis, dan warna
kulit kemerahan.
3.
Riwayat
Kesehataan Keluarga
a.
Menurut
tinjauan teori
Riwayat kesehan keluarga digunakan apakah bayi yang dilahirkan oleh ibu
yang mengalami atau memiliki riwayat komplikasi dalam persalinan. (Dewi
dkk,2010; h.6)
b.
Menurut
tinjauan kasus
Dalam keluarga Ny. N tidak ada garis keturunan
yang mengalami persalinan dengan komplikasi.
c.
Pembahasan
Pada tinjauan teori
dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus karena ibu tidak mengalami atau memiliki riwayat komplikasi dalam persalinan.
Sehingga, ibu dan bayi tidak mengalami komplikasi.
4. Berat
Badan
a.
Menurut
tinjauan teori
Bayi baru lahir normal dengan berat badan yaitu berat lahir 2500-4000 gram.(Dewi dkk,2010; h. 1).
b.
Menurut
tinjauan kasus
Pada kasus Bayi Ny. N pemeriksaan berat badan didapatkan berat badan yaitu
3200 gram.
c. Pembahasan
Pada pengkajian kasus tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan
tinjauan kasus karena bayi lahir dalam keadaan fisiologi dengan BB: 3200 gr.
II.
Interprestasi data
1.
Diagnosa
Kebidanan
a.
Menurut
tinjauan teori
Objektif sesuai dengan teori yaitu untuk
menegakkan diagnosa didapatkan hasil pengkajian berupa data subjektif dan
objektif (Wiknjosastro, 2005; h. 158)
b.
Menurut
tinjauan kasus
Pada bayi Ny.N didapatkan diagnose kebidanan Bayi Ny. N cukup bulan, sesuai usia kehamilan, segera setelah lahir. Data dasar dari diagnosa kebidanan
tersebut antara lain dengan bayi yang baru saja dilahirkan, dengan
persalinan cukup bulan lebih dari 37
minggu. Saat lahir bayi menangis
kuat, gerakan aktif, dan kulit bayi kemerahan.
c.
Pembahasan
Pada pengkajian kasus tidak terdapat kesenjangan
antara tinjauan teori dan tinjauan kasus karena bayi lahir dengan BB 3200 gram,
dengan usia kehamilan 37 minggu
2. Masalah
1) Menurut tinjauan teori
Pada teori, masalah
yang muncul pada bayi baru lahir yaitu tidak bernapas atau sulit bernapas,
sianosis atau kebiruan, bayi dengan BBLR, bayi lebih sering tertidur, hipotermi,
kejang, diare, obstipasi, infeksi, dan sindrom kematian mendadak (Dewi dkk, 2010;
h. 7-8).
2) Menurut tinjauan kasus
Pada bayi Ny. N Tidak ada masalah
yang muncul.
3) Pembahasan
Pada pengkajian
kasus terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus karena bayi
lahir normal dengan usia kehamilan 37 minggu (aterm), bayi tidak dalam keadaan
BBLR, bernapas normal dan
menangis kuat, warna kulit kemerahan, gerakan aktif, berat badan 3200 gram..
3. Kebutuhan
1) Menurut tinjauan teori
Melakukan Perawatan bayi baru lahir
yaitu Bersihkan dan keringkan bayi
dari lendir dan darah,berikan bayi kepada ibu dengan teknik skin to skin untuk IMD, ukur antropometri bayi, lakukan pemeriksaan fisik
secara Head to too, lakukan pemeriksaan reflek pada bayi, pantau output pada bayi, suntik vitamin K, dan salep mata
tetracyclin, bedong bayi untuk mencegah hipotermi, beri bayi identitas, dan
yang terahir berikan bayi kepada ibu untuk kembali disusui.
2) Menurut tinjauan kasus
Pada kasus bayi Ny. N, telah
dilakukan perawatan bayi baru lahir.
3) Pembahasan
Pada pengkajian
kasus tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus
karena perencanaan dilakukan sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan yaitu
melakukan melakukan perawatan bayi baru lahir.
III.
Diagnosa Potensial
1.
Menurut tinjauan kasus
Mengidentifikasi diagnosis atau masalah
potensial yang mungkin akan terjadi berdasarkan diagnosis atau masalah yang
sudah teridentifkasi. (Dewi dkk, 2010; h. 16)
2.
Menurut tinjauan kasus
Pada kasus Bayi Ny. N
diagnosa potensial tidak ada.
3.
Pembahasan
Pada pengkajian
kasus tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus
karena bayi dalam keadaan fisiologis.
IV.
Antisipasi masalah potensial
1. Menurut tinjauan teori
Antisipasi merupakan penerapan
kebutuhan yang memerlukan penanganan segera tahap ini dilakukan oleh bidan dengan melakukan identifikasi dan
menetapakan beberapa kebutuhan setelah diagnosis dan masalah ditegakkan.
Kegiatan bidan pada tahap ini adalah konsultasi, kolaborasi, dan melakukan
rujukan. (Ambarwati dkk, 2009: h. 143)
2. Menurut tinjauan kasus
Pada kasus ini Bayi Ny. N tidak ada tindakan segera.
3. Pembahasan
Pada pengkajian
kasus tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus
karena bayi Ny. N dalam keadaan normal atau tidak ada masalah
V.
Planning
1. Menurut tinjauan teori
Merencanakan asuhan yang menyeluruh yang
rasional sesuai dengan temuan pada langkah sebelumnya. Semua perencanaan yang
dibuat harus berdasarkan pertimbangan yang tepat menjadi pengetahuan teori
terbaru, evidenced based care, serta
divalidasi dengan asumsi mengenai apa yang diinginkan dan tidak diinginkan
pasien. Untuk menghindari perencanaan asuhan yang tidak terarah, maka dibuat
terlebih dahulu pola pikir sebagai berikut.
a.
Tentukan
tujuan tindakan yang akan dilakukan meliputi dari sasaran target yang akan
dicapai.
b.
Tentukan
rencana tindakan sesuai dengan masalah dan tujuan yang akan dicapai.
Menurut
tinjauan teori asuhan segera pada bayi
baru lahir yaitu :
a.
Membersihkan
dan mengeringkan tubuh bayi dari lendir dan darah menggunakan kain bersih dan
kering agar bayi tidak hipotermi
b.
Memberikan
bayi kepada ibu dengan teknik skin to skin agar terjalin hubungan antara ibu
dan bayi, bayi tidak hipotermi, membantu bayi agar lebih peka pada putting susu
ibu serta memberi kehangatan pada bayi. Tutup tubuh bayi dari kepala dengan
kain bersih dan kering.
c.
Mengukur
antropometri bayi mulai dari lingkar kepala, lingkar dada dan lingkar lengan.
d.
Melakukan pemeriksaan fisik pada bayi.
e.
Menyuntik
bayi Vitamin K dengan dosis 0.5 cc secara IM pada paha luar bayi sebelah kiri, dan memberikan salep mata tetracyclin 1% pada kedua mata bayi.
f.
Bedong bayi dengan kain yang bersih dan
kering untuk menjaga tubuh bayi agar tetap hangat dan tidak hipotermi
g.
Memberikan
bayi identitas agar bayi mudah dikenali dan mencegah tertukar dengan bayi lain
h.
Bayi diberikan pada ibunya untuk disusui kembali.
2. Menurut tinjauan kasus
Pada kasus Bayi Ny.
M telah diberikan beberapa perencanaan yang dapat ditentukan sesuai dengan kondisi
pasien seperti pada :
a.
Bersihkan
dan keringkan bayi dari lendir dan darah
b.
Berikan
bayi kepada ibu dengan teknik skin to skin untuk IMD
c.
Ukur
antropometri bayi
d.
Melakukan
pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir.
e.
Suntik
vitamin K, dan salep
mata tetracyclin
f.
Bedong bayi dengan kain yang bersih dan kering
untuk mencegah hipotermi.
g.
Beri
bayi identitas
h.
Beri
bayi kepada ibu untuk kembali disusui
3. Pembahasan
Pada pengkajian
kasus tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus
karena perencanaan dilakukan sesuai dengan teori .
VI.
Implementasi
1. Menurut tinjauan teori
Pada langkah ini
rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah kelima
dilaksanakan secara efisien dan aman. Realisasi dari perencanaan sebagian
dilakukan oleh bidan, pasien, atau anggota keluarga yang lain. Jika bidan tidak
melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab atas terlaksananya
seluruh perencanaan. Pada situasi dimana ia harus berkolaborasi dengan dokter,
misalkan karena pasien mengalami komplikasi, bidan harus tetap bertanggung
jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama tersebut.
Manajemen yang efisien
akan menyingkat waktu, biaya, dan meningkatkan mutu asuhan.
2. Menurut tinjauan kasus
Pada kasus Ny. N telah diberikan pelaksanaan dari
semua rencana sebelumnya sesuai dengan kondisi bayi seperti pada:
a. Membersihkan dan mengeringkan tubuh bayi
dari lendir dan darah menggunakan kain bersih dan kering agar bayi tidak
hipotermi
b. Memberikan bayi kepada ibu dengan teknik
skin to skin agar terjalin hubungan antara ibu dan bayi, bayi tidak hipotermi,
membantu bayi agar lebih peka pada putting susu ibu serta memberi kehangatan
pada bayi. Tutup tubuh bayi dari kepala dengan kain bersih dan kering.
c. Mengukur antropometri bayi mulai dari
lingkar kepala, lingkar dada dan lingkar lengan.
d. Melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru
lahir.
e. Menyuntikkan bayi Vitamin K dengan dosis
0.5 cc secara IM pada paha luar bayi sebelah kiri, dan memberikan salep mata tetracyclin 1% pada kedua
mata bayi.
f. Bedong bayi dengan
kain yang bersih dan kering untuk menjaga tubuh bayi agar tetap hangat dan
tidak hipotermi.
g. Memberikan bayi identitas agar bayi mudah
dikenali dan mencegah tertukar dengan bayi lain
h. Bayi telah diberikan pada ibunya untuk disusui kembali.
3. Pembahasan
Pada pengkajian
kasus tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus
karena implementasi dilakukan sesuai teori.
VII.
Evaluasi
1. Menurut tinjauan teori
Langkah ini dilakukan untuk
menilai keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan. Rencana asuhan dapat
dianggap efektif jika memang benar efektif pelaksanaan ( Varney, 2006; h.28 )
2. Menurut tinjauan kasus
a. Bayi telah dibersihkan dari lendir dan
darah
b. Bayi telah diberikan kepada ibu untuk IMD
c. Bayi telah diukur antropometrinya.
d. Pemeriksaan fisik telah dilakukan.
e. Lakukan pemeriksaan reflek
f. Pantau output bayi
g. Bayi telah di suntik vitamin K, dan salep mata tetracyclin.
h. Bayi telah dibedong dengan kain
yang bersih dan kering.
i.
Bayi
telah diberi identitas
j.
Bayi
telah diberikan kembali pada ibu untuk disusui.
3. Pembahasan
Pada pengkajian
kasus tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus
karena evaluasi dilakukan sesuai dengan teori.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar